Universitas Muhammadyah Sidoarjo

Sabtu, 13 September 2014


Rabu, 20 Agustus 2014








Minggu, 06 Juli 2014

Bismillah, segala Puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, yang senantiasa memberikan Rizki yang bermanfaat untuk kita dan orang lain, sebuah kebahagiaan adalah yang bisa memberikan sebagian rizki kita untuk sahabat2 ketika sedang berbuka puasa, kegiatan yang kami lakukan untuk membahagiakan sahabat2 kita yang sedang menjalankan ibadah Puasa serta mengenalkan "Diri kami berAlmamater Umsida"dengan Program yang kami tawarkan di Masyarakat, "Menyelenggarakan kelas PAUD (Pendidikan anak usia dini)" kami berkomitmen akan menjalankan Program Paud ini Sampai setelah kami tidak KKN di Desa Kedungkendo ini lagi, dengan mendatangkan Guru Paud dari Masyarakat Sekitar akan mempermudah dalam proses Pembelajaran di Paud ini.

Kamis, 03 Juli 2014

 Sebelum dimulainya kegiatan PAUD (Pendidikan Anak usia Dini), kita berusaha agar mengenalkan Identitas kita dan Program-program kita di  masyarakat agar bisa lebih mudah dalam mengakses kepada lingkungan dan jaringan Masyarakat terkait, Sebelumnya kita adakan pertemuan untuk membahas tentang hal tersebut dimana nanti bisa memungkinkan agar Masyarakat bisa membantu kami dalam mensosialisasikan, mengenalkan, memberikan kami waktu untuk kami bisa bergerak memajukan pendidikan khususnya bidang PAUD yang akan kami jalani.

Hasil dari Pertemuan :

 Mengenalkan Identitas dan Program PAUD kita lewat Ta'jil gratis di Desa Kedungkendo, Sidoarjo,

  Pertemuan berikut nya diputuskan, untuk minta Izin dulu ke rumah perangkat Desa, Lurah, Ketua RT, Ketua RW Setempat..

 Hari ini Pertemuan kami dengan Para Perangkat Desa Kedungkendo antara lain Lurah, Ketua RT dan Ketua RW, dalam pertemuan kami menghasilkan banyak Motivasi dan dukungan dari pihak-pihak terkait, para Tokoh desa ini sangat antusias dengan kedatangan kami dan program-program yang akan kami jalani selama KKN di desa Kedungkendo, beberapa ada yang menyarankan agar menemui REMAS (Remaja Masjid) Desa Kedungkendo untuk membahas mengenai Ta'jil Gratis yang akan kami adakan guna mengenalkan kami di masyarakat dengan dukungan dari berbagai pihak kami Optimis untuk bisa melanjutkan Misi Pendidikan PAUD di Desa Ini

,


Kamis, 26 Juni 2014

Membangun Karakter Sejak Pendidikan Anak Usia Dini

Kawan, jika saya ditanya kapan sih waktu yang tepat untuk menentukan kesuksesan dan keberhasilan seseorang? Maka, jawabnya adalah saat masih usia dini. Benarkah? Baiklah akan saya bagikan sebuah fakta yang telah banyak diteliti oleh para peneliti dunia.


Pada usia dini 0-6 tahun, otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age).
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari Amerika bernama Brazelton menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama kehidupannya sangat menentukan apakah anak ini akan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan berhasil dalam pekerjaannya.
Nah, oleh karena itu, kita sebagai orang tua hendaknya memanfaatkan masa emas anak untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi anak. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya di masa mendatang. Kita sebagai orang tua kadang tidak sadar, sikap kita pada anak justru akan menjatuhkan si anak. Misalnya, dengan memukul, memberikan pressure yang pada akhirnya menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri atau minder, penakut dan tidak berani mengambil resiko, yang pada akhirnya karakter-karakter tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa. Ketika dewasa karakter semacam itu akan menjadi penghambat baginya dalam meraih dan mewujudkan keinginannya. Misalnya, tidak bisa menjadi seorang public speaker gara-gara ia minder atau malu. Tidak berani mengambil peluang tertentu karena ia tidak mau mengambil resiko dan takut gagal. Padahal, jika dia bersikap positif maka resiko bisa diubah sebagai tantangan untuk meraih keberhasilan. Anda setuju kan?

Banyak yang mengatakan keberhasilan kita ditentukan oleh seberapa jenius otak kita. Semakin kita jenius maka semakin sukses. Semakin kita meraih predikat juara kelas berturut-turut, maka semakin sukseslah kita. Benarkah demikian? Eit tunggu dulu!
Saya sendiri kurang setuju dengan anggapan tersebut. Fakta membuktikan, banyak orang sukses justru tidak mendapatkan prestasi gemilang di sekolahnya, mereka tidak mendapatkan juara kelas atau menduduki posisi teratas di sekolahnya. Mengapa demikian? Karena sebenarnya kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan otak kita saja. Namun kesuksesan ternyata lebih dominan ditentukan oleh kecakapan membangung hubungan emosional  kita dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Selain itu, yang tidak boleh ditinggalkan adalah hubungan spiritual kita dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Tahukah anda bahwa kecakapan membangun hubungan dengan tiga pilar (diri sendiri, sosial, dan Tuhan) tersebut merupakan karakter-karakter yang dimiliki orang-orang sukses. Dan, saya beritahukan pada anda bahwa karakter tidak sepenuhnya bawaan sejak lahir. Karakter semacam itu bisa dibentuk. Wow, Benarkah? Saya katakan Benar! Dan pada saat anak berusia dini-lah terbentuk karakter-karakter itu. Seperti yang kita bahas tadi, bahwa usia dini adalah masa perkembangan karakter fisik, mental dan spiritual anak mulai terbentuk. Pada usia dini inilah, karakter anak akan terbentuk dari hasil belajar dan menyerap dari perilaku kita sebagai orang tua dan dari lingkungan sekitarnya. Pada usia ini perkembang mental berlangsung sangat cepat. Pada usia itu pula anak menjadi sangat sensitif dan peka mempelajari dan berlatih sesuatu yang dilihatnya, dirasakannya dan didengarkannya dari lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan yang positif akan membentuk karakter yang positif dan sukses.

Lalu, bagaimana cara membangun karakter anak sejak usia dini?

Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.
Nah, sekarang kita memahami mengapa membangun pendidikan karakter anak sejak usia dini itu penting. Usia dini adalah usia emas, maka manfaatkan usia emas itu sebaik-baiknya.